Oleh : Maria Pariri
Hurlatu
Papua sebagai bagian
integral dari Indonesia telah menjadi fokus pembangunan yang signifikan di era pemerintahan
Presiden Joko Widodo. Sejak awal masa kepemimpinannya, upaya pembangunan di
Papua telah mengalami transformasi yang mencolok, tidak hanya dalam sektor
infrastruktur, tetapi juga dalam upaya pelestarian budaya dan pemberdayaan
masyarakat lokal.
Salah satu aspek kunci pembangunan di Papua adalah pengembangan infrastruktur. Pemerintah telah menunjukkan komitmen kuatnya terhadap percepatan pembangunan di daerah ini dengan memprioritaskan proyek-proyek infrastruktur vital. Pembangunan jalan, bandara, dan pelabuhan telah membuka aksesibilitas ke wilayah-wilayah terpencil, memungkinkan pertumbuhan ekonomi dan distribusi barang dan jasa yang lebih efisien. Langkah ini tidak hanya mengurangi kesenjangan antara Papua dan wilayah lain di Indonesia tetapi juga memberikan dorongan positif terhadap kesejahteraan masyarakat Papua.
Badan Pengarah
Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) berkomitmen untuk
mempercepat pembangunan di Papua dengan melakukan sosialisasi sekaligus
menampung program strategi setiap daerah. Ketua BP3OKP Papua, Alberth Yoku
mengatakan pihaknya telah melakukan pertemuan bersama Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Keerom guna mempertanyakan apa saja program pemerintah daerah setempat
yang dimasukkan dalam program strategis nasional. Sebab tugas BP3OKP adalah
melakukan sinkronisasi, evaluasi, dan koordinasi secara khusus terhadap
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan perencanaan pembangunan yang
sudah disinkronkan dengan Rencana Induk Percepatan Pembangunan (RIPP) Otonomi
Khusus Papua.
Yoku menilai, setelah
menyosialisasikan tugas BP3OKP di Kabupaten Keerom, pihaknya akan melanjutkan
ke Kabupaten Biak, Numfor, Kabupaten Yepen, Waropen, dan Memberamo Raya pada
2024. Hal tersebut dilakukan untuk melihat bagaimana kemampuan daerah dalam
melaksanakan beberapa program besar yang melampaui APBD. Yoku menjelaskan
program strategi daerah yang sudah dimasukkan dalam program strategis nasional
diharapkan agar kepala daerah terus melakukan pertemuan dengan pimpinan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Sehingga perencanaan betul-betul
telah ditetapkan supaya disinkronkan dalam program strategis nasional. Dengan
demikian, semua program strategis di daerah-daerah di Papua dapat disampaikan
dalam rapat bersama Ketua BP3OKP Ma’ruf Amin bersama kementerian terkait agar
langsung diambil keputusan dalam penanganan lebih lanjut.
Sementara itu, Bupati
Keerom Piter Gusbager mengatakan kunjungan BP3OKP merupakan rangkaian dari tema
besar Otonomi Khusus (Otsus) jilid II yang berfokus pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat Papua. Hal ini menjadi amanat yang harus dilaksanakan,
sehingga para perangkat daerah harus memperkuat tugas dari BP3OKP untuk
bersama-sama mensinkronkan program-program yang bersumber baik dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun APBD.
Dalam rangka mendukung
percepatan pembangunan di Papua, pemerintah bahkan telah mengeluarkan Peraturan
Presiden Nomor 24 Tahun 2023 tentang rencana induk percepatan pembangunan Papua
untuk 20 tahun mendatang. Seusai Pemilu 2024, agenda untuk membangun langkah
perdamaian berkelanjutan akan dilakukan lebih intensif, termasuk banyak
membangun dialog dengan simpul-simpul sosial.
Selain itu, pemerintah
juga fokus pada peningkatan layanan dasar, seperti pendidikan dan kesehatan di
Papua. Peningkatan aksesibilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan telah
meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Program beasiswa dan peningkatan
kualitas guru di Papua adalah langkah konkret dalam memastikan bahwa anak-anak
Papua memiliki kesempatan yang setara dengan anak-anak di daerah lain di
Indonesia.
Namun, pembangunan di
Papua tidak hanya terbatas pada aspek fisik dan ekonomi. Pemerintah juga
memberikan perhatian khusus terhadap pelestarian budaya dan hak-hak masyarakat
adat. Keberlanjutan pembangunan di Papua diikuti dengan kebijakan yang
memastikan keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan
terkait sumber daya alam dan lingkungan mereka. Pemberdayaan masyarakat adat
menjadi pijakan utama, mengakui hak mereka untuk memiliki dan mengelola sumber
daya alam secara berkelanjutan.
Pentingnya pelestarian
budaya diakui oleh pemerintahan Jokowi dengan mendukung inisiatif lokal untuk
melestarikan tradisi dan bahasa Papua. Upaya ini tidak hanya memperkuat
identitas budaya Papua tetapi juga menghormati keberagaman Indonesia secara
keseluruhan. Pemerintah menyadari bahwa ada keunikan di berbagai wilayah
sehingga tidak ada kebijakan yang general atau umum, tetapi harus lebih
spesifik.
Di Papua juga demikian,
hal itulah yang membuat pemerintah mempertimbangkan ada kebijakan konteks
daerah pantai pesisir, kebijakan daerah perbatasan, dan kebijakan daerah
pegunungan. Sebab, tipikal masyarakat, pola hidup, pola kepemimpinan lokal,
pola kepemilikan tanah yang berbeda-beda sehingga langkah pendekatan
pembangunan yang dilakukan pun harus berbeda.
Meskipun terdapat
pencapaian positif dalam pembangunan Papua, tantangan-tantangan tetap ada.
Konflik horizontal, perbedaan budaya, dan ketidaksetaraan ekonomi masih
merupakan hambatan yang perlu diatasi secara serius. Sedangkan dalam konteks
pemetaan daerah, tantangan yang dihadapi adalah wilayah yang luas, kondisi
geografis yang cukup sulit, dan penduduk tersebar tidak merata. Oleh karena
itu, pemerintah terus berkomitmen untuk mendengarkan aspirasi masyarakat Papua,
memperbaiki tata kelola, dan memastikan bahwa pembangunan berlangsung
berkelanjutan tanpa merugikan kepentingan lokal.
Dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat Papua dalam proses pembangunan, pemerintah dapat
memastikan bahwa transformasi Papua tidak hanya menciptakan pertumbuhan ekonomi
tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk keberlanjutan, keadilan, dan keharmonisan
di wilayah tersebut.
No comments:
Post a Comment