Ekonomi Indonesia Tetap Kuat, PMI dan Neraca Perdagangan Menunjukkan Tren Positif - Mading Indonesia

Post Top Ad

demo-image
.com/img/a/

Ekonomi Indonesia Tetap Kuat, PMI dan Neraca Perdagangan Menunjukkan Tren Positif

Share This

 

Data ekonomi terbaru mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia tetap berada di jalur yang positif, sehingga isu pelemahan ekonomi dianggap tidak berdasar.


Indeks Purchasing Managers’ Index (PMI) dan neraca perdagangan menunjukkan performa yang menguat, menepis anggapan bahwa ekonomi nasional tengah mengalami kemunduran.


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, kondisi ekonomi dan fiskal negara berada dalam keadaan yang sehat.


”Indonesia dalam kondisi baik; indikator seperti PMI dan neraca perdagangan mendukung hal tersebut,” katanya dalam sambutannya di Kompleks Istana Negara.


Untuk sektor manufaktur, PMI Indonesia pada Februari 2024 tercatat sebesar 53,6, naik 1,7 poin dari bulan sebelumnya.

Angka di atas 50 mengindikasikan adanya ekspansi, dan ini merupakan capaian tertinggi dalam 11 bulan terakhir.


Surplus neraca perdagangan yang terus berjalan pun memberikan kontribusi positif terhadap stabilitas perekonomian nasional.


Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebutkan bahwa meskipun nilai tukar Rupiah mengalami fluktuasi, fundamental ekonomi tetap kuat.


Pertumbuhan ekspor, cadangan devisa, serta kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) turut mendukung kestabilan mata uang.


”Ekspor harus terus didorong, dan melalui deregulasi, perizinan pun dipermudah sehingga arus impor dan ekspor berjalan lancar,” ungkapnya.


Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Solikin M. Juhtegaro, menegaskan bahwa situasi ekonomi saat ini jauh berbeda dengan krisis moneter 1998.


”Saya berani memastikan bahwa kondisi ini masih jauh dari krisis yang pernah terjadi,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI.


 Data menunjukkan perekonomian tumbuh sebesar 5,02% sepanjang 2024, dengan inflasi tahunan yang terjaga di angka 1,57%.


Selain itu, Solikin membandingkan situasi ekonomi Indonesia dengan negara lain seperti Vietnam dan India yang meskipun memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi, menghadapi inflasi yang lebih tinggi.


Porsi utang luar negeri Indonesia pun masih terkendali, yaitu sekitar 30% dari PDB, jauh lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 69%.


Meskipun Rupiah sempat mengalami pelemahan akibat dinamika geopolitik global dan kebijakan tarif dari AS, Bank Indonesia menegaskan bahwa fondasi ekonomi Indonesia tetap kokoh.


Berbagai indikator positif ini menegaskan bahwa kekhawatiran mengenai pelemahan ekonomi tidak beralasan, dan pertumbuhan ekonomi nasional terus menunjukkan kestabilan.

Comment Using!!

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages

undefined