Pemerintahan baru Presiden
Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 28 Januari lalu
genap memasuki usia 100 hari dan menghasilkan tingkat kepuasan publik pada
angka 80.9 persen versi Litbang Kompas serta 79.3 persen menurut survei dari
Indikator Politik Indonesia.
Tentu hasil survei di atas
mencerminkan kepercayaan dan dukungan masyarakat terhadap sejumlah langkah
strategis yang telah ditempuh oleh pemerintah, utamanya dalam menjalankan
agenda prioritas nasional.
Di Kementerian Perindustrian
(Kemenperin), diperoleh hasil positif berupa kinerja sektor manufaktur dalam
negeri yang kembali ke zona ekspansif yang tercermin pada indikator Purchasing
Manager's Index (PMI) pada Desember 2024 yang berada di level 51.2, setelah
sebelumnya terkontraksi selama lima bulan berturut-urut. Semisal pada November
2024 ada di level 49.6 dan Oktober 2024 sebesar 49.2.
Untuk sektor industri
nasional, sejumlah program prioritas juga digenjot guna bersinergi mencapai
target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen pada 2028-2029 mendatang,
seperti penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang bertujuan guna
peningkatan investasi produksi, menciptakan lapangan pekerjaan baru, serta
memanfaatkan penggunaan bahan baku dari komponen dalam negeri.
Paket intenstif
Paket stimulus ekonomi di
sektor manufaktur berupa insentif, baik di supply side maupun demand
side, seperti PPN ditanggung oleh pemerintah dan pembebasan bea masuk untuk
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, pembebasan bea masuk 0% dan pajak
penjualan atas barang mewah (PPnBM) 15% ditanggung pemerintah untuk impor CBU
atau CKD mobil listrik tertentu.
Adanya insentif PPnBM sebesar
3% ditanggung pemerintah untuk kendaraan bermotor bermesin hybrid yang
mengikuti program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV), dan industri pembiayaan
padat karya sebesar 3% yang bertujuan membantu para pelaku industri guna memenuhi
kebutuhan pembiayaan dalam revitalisasi mesin.
Kemenperin juga konsisten
untuk terus menjalankan kebijakan hilirasi industri sebagaimana salah satu misi
Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya pada butir kelima, yaitu melanjutkan
hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan
nilai tambah di dalam negeri.
Menurut data Kementerian
Investasi dan Hilirisasi (BKPM), total nilai realisasi investasi di bidang
hilirisasi pada triwulan IV tahun 2024 mencapai Rp134,9 triliun atau mengisi
porsi investasi sebanyak 29.8 persen dari total realisasi investasi. Capaian tesebut
naik signifikan bilamana kita bandingkan dengan periode yang sama pada 2023
sebesar Rp109,4 triliun.
Pada Januari 2025, Indeks
Kepercayaan Industri juga menunjukkan ekspansi yang semakin menguat.
"Indeks Kepercayaan
Industri (IKI) Bulan Januari 2025 berada di posisi ekspansi dengan mencapai
53.10. IKI Januari 2025 meningkat 0.17 poin dibandingkan dengan Bulan Desember
2024 dan meningkat 0.75 poin dibandingkan dengan Januari tahun lalu," kata
Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni di Jakarta, 30
Januari lalu.
Meningkatnya IKI Bulan Januari
ini ditopang oleh ekspansi 20 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB industri
pengolahan non-migas Triwulan III Tahun 2024 sebesar 95.5%. Selain itu,
peningkatan IKI Bulan Januari ini juga dipengaruhi oleh berekspansinya seluruh
variabel pembentuk IKI, yaitu pesanan baru, produksi, dan persediaan.
Tentu serangkaian pencapaian positif di atas hendaknya tidak membuat puas diri pemerintahan yang baru sehubungan sejumlah tantangan dan konsistensi masih terus menunggu serta kepercayaan dunia internasional pun wajib didorong kembali agar tingkat investasi semakin meningkat di tanah air, yang sekaligus berarti membuka peluang dan kesempatan kerja baru.
No comments:
Post a Comment